Guru Honorer Kami Sudah Cukup Sabar
Para guru hononer
berharap pemerintah harus lebih memperhatikan nasib guru, khususnya para guru
honorer sebab secara matematis, tak mungkin seorang guru honorer mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya hanya dengan mengandalkan upah yang sangat kecil.
Hal itu dikatakan
Saefulloh, Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan Sukarelawan Kabupaten Garut,
Jawa Barat. Dikatakannya, sudah terlalu lama pemerintah tidak menjadikan
permasalahan guru sebagai hal yang patut diprioritaskan.
Saefulloh, yang telah
20 tahun menjadi guru honorer di SMPN 1 Karang Tengah, Garut, Jawa Barat,
mengaku dipaksa bertahan hidup dengan upah yang jauh dari kata layak.. Umumnya,
kata dia, upah yang diterima para guru honorer di Provinsi Garut hanya berkisar
ratusan ribu rupiah.
"Upah guru honorer
antara seratus ribu, dan yang tertinggi hanya tiga ratus ribu sebulan. Tentu
tidak cukup," kata Saefulloh saat ditemui Kompas.com di lokasi unjuk rasa guru honorer di
depan Istana Negara, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Diberitakan sebelumnya,
ribuan guru honor berunjuk rasa untuk menuntut Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono segera menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengangkatan
Guru Honorer.
Ditambahkannya, ia
bersama seluruh guru honorer lainnya bertekad akan terus bertahan di lokasi
unjuk rasa sampai tuntutan mereka dipenuhi. Alasannya, kata Saefulloh, para
guru honorer telah kehilangan banyak kesabaran dari saat pertama kali PP
tersebut dicetuskan pada Januari 2011.
"Kami sudah cukup
sabar. Sejak setahun lalu dijanjikan PP akan ditandatangani pada Desember 2011,
kemudian mundur ke Januri 2012. Tetapi sampai hari ini belum juga terealisasi.
Kami optimistis. Kami akan tidur di sini sampai PP itu ditandatangani,"
ungkapnya.
Dijelaskan olehnya, PP
tentang Pengangkatan Guru Honorer itu akan mengatur mekanisme pengangkatan guru
honorer di seluruh Indonesia. Karena sampai saat ini, nasib guru honorer tidak
pernah jelas soal kapan dan bagaimana mekanisme pengangkatannya.
"Nasib kami akan
seperti apa, belum jelas. Apakah otomatis diangkat atau melewati tes. Itulah
mengapa kami mendesak Presiden segera menandatangani PP tersebut,"
pungkasnya.
Terima Kasih Untuk Semua Pengunjung/Pembaca KhaZaAm. Semoga Bermanfaat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar